Artikel pendidikan karakter untuk membangun bangsa

PENDIDIKAN KARAKTER

UNTUK MEMBANGUN PERADABAN BANGSA YANG UNGGUL

 

ABSTRAK

Pendidikan karakter adalah pendidikan yang penting dalam membangun SDM bangsa yang unggul. Di Indonesia hingga sekarang sudah banyak wacana-wacana dan buku-buku tentang pendidikan karakter, tetapi hasilnya belum maksimal. Permasalahan – permasalahan moral yang dihadapi bangsa ini masih sangat kompleks dimulai dari para pemimpin hingga masyarakat seluruhnya.

            Permasalahan moral generasi sekarang merupakan akumulasi dari kesalahan pendidikan masa lalu yang kurang menerapkan pendidikan karakter dalam pembelajarannya. Pendidikan hanya mengejar kemampuan intelaktual saja, sehingga menghasilkan manusia yang pintar tapi tidak baik. Pada dasarnya manusia pintar tapi tidak baik itu merupakan suatu bahaya karena mempunyai kesempatan untuk berbuat kecurangan. Maka untuk generasi sekarang dan generasi yang akan datang manusia Indonesia harus menjadi manusia yang pandai dan juga baik.

            Untuk menciptakan peradaban bangsa yang dicita-citakan tersebut, maka diperlukan pengoptimalan pendidikan karakter. Dengan cara mengoptimalkan penanaman nilai-nilai luhur di dalam dunia pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Menjadikan nilai-nilai luhur tersebut menjadi suatu kebiasaan dan juga dibutuhkan  pengoptimalan dukungan dari pemerintah berupa kebijakan, sarana prasarana, komitmen pemangku kepentingan, lingkungan, pedoman, dll. Dan kesemua cara pengoptimalan tersebut akan dapat sempurna apabila seluruh bangsa ini melandasinya dengan jiwa perjuangan dan pengabdian ( patriotisme dan nasionalisme) terhadap tanah air kita Indonesia.

PENDAHULUAN

Permasalahan bangsa ini sungguh kompleks. Bangsa ini mengalami miskin moral, miskin ilmu, miskin ekonomi dan miskin pemimpin. Miskin moral, Permasalahan moral masyarakat bangsa ini cukup banyak hingga bangsa ini tekenal pemalas, pelupa, tidak jujur, tidak disiplin dll. Contoh kasus moral yang baru-baru terjadi: pelecehan seksual pada anak usia Taman Kanak-kanak di Jakarta Internasional School (JIS), pembunuhan sadis anak terhadap orang tuanya, budaya menjaplak saat ujian, budaya plagiatisme, pembajakan dll.

Miskin ilmu, penduduk Indonesia yang sangat banyak ini kalah dengan penduduk singapura yang hanya berjumlah sekitar 2% dari penduduk Indonesia. Singapura saat ini sudah memiliki Visi IT yang luar biasa bila dibandingkan dengan Indonesia cukup jauh tertinggal, dulu Malaysia butuh guru-guru orang Indonesia sekarang mereka hanya butuh TKI/TKW Indonesia, dan lihatlah Indonesia yang pendidikannya ditempuh dengan wakyu yang cukup lama ini  tatapi kualitas juga masih dipertanyakan. Sistem pendidikan nasional negeri ini masih belum dapat menyelesaikan masalah bangsa, pengangguran dan kemiskinan masih banyak kita temui. Data Maret 2013 penduduk miskin Indonesia sekitar 11,37% dari total penduduk seluruhnya.

Miskin perekonomian, banyak sektor perekonomian kita dikuasai pihak asing karena dulu kita tidak mampu mengolahnya dan karena kebijakan yang membolehkan. Ibaratnya seperti mempersilahkan pencuri dalam rumah kita. Kerugiannya pun kita rasakan sampai sekarang karena terikat kontrak yang panjang. Kita juga mendapat julukan menjadi buruh di negeri sendiri. Sungguh ironis memang.

Miskin pemimpin, banyak dari pemimpin kita yang kurang memberi keteladan yang baik seperti pada kasus korupsi, hingga Indonesia mendapat peringkat 114 dari 177 negara dunia versi Transparency International (TI) dan peringkat dua se-Asia versi Political and Economic Risk Consultancy (PERC). Tidak heran mendapat peringkat tersebut, Ketua Badan Penyelidik Keuangan saja resmi menjadi tersangka kasus korupsi. Kasus yang tergolong parah lagi  salah satu hakim MK, hakim yang mempunyai wewenang menguji undang-undang terhadap undang-undang dasar tersebut tersandung kasus korupsi dan kasus pencucian uang. Itulah pemimpin kita yang pada dasarnya lebih berpendidikan dan lebih mengerti hukum.

Dari kasus-kasus permasalahan tersebut yang pertama harus kita benahi adalah kemiskinan moral. Karena moral lah yang mendasari masalah-masalah yang lain. Lalu bagaimana membenahinya? Sangat sulit untuk membenahinya  karena sifat-sifat bangsa Indonesia yang tersebut diatas sudah menjadi kebiasaan bahkan sudah menjadi budaya bangsa ini. Lalu bagaimana mengatasi permasalahan tersebut?

PEMBAHASAN

Dengan mengoptimalkan Pendidikan karakterlah. kita akan mengatasi permaslahan bangsa ini. Pendidikan karakter adalah pendidikan yang penting dalam membangun SDM bangsa yang unggul. Pada dasarnya sudah banyak wacana-wacana tentang pendidikan karakter, tapi hasilnya belum optimal. Karena dalam praktiknya pendidikan kita kurang menekankan pendidikan karakter dan lingkungan yang kurang mendukung (Furqon, 2010:15). Pendidikan kita lebih menekankan pengembangan intelektual, mengejar nilai yang berwujud angka

Permasalahan bangsa sekarang ini merupakan akumulasi kesalahan dimasa lalu entah siapa yang salah yang jelas salah dalam cara mendidik bangsa. Dimana pada massa lalu kita mendidik anak-nak yang sekarang sudah jadi birokrat, ekonom, ahli hukum politikus. karena mengutamakan pengetahuan tapi karakter tidak bagus maka akhirnya bisa kita saksikan besama banyak kebohongan ketidak jujuran korupsi, sepertinya tidak ada hentinya.

Dua puluh lima tahun lagi negeri ini akan hancur atau baik itu tergantung tangan kita, tangan para generasi masa kini. Agar kesalahan tidak akan terulang maka dari diri sendiri, dari yang terkecil, dan dari sekarang kita menyiapkan generasi yang akan datang generasi yang unggul, tidak hanya intelektualnya tapi juga emosionalnya dan spiritual.

            Untuk menciptakan peradaban bangsa yang dicita-citakan tersebut, maka diperlukan pengoptimalan pendidikan karakter. Dengan cara mengoptimalkan penanaman nilai-nilai luhur di dalam dunia pendidikan, keluarga, dan masyarakat.

            Penanaman nlai-nilai luhur dalam dunia pendidikan, keluarga dan masyarakat sangat dibutuhkan sesuatu yang bernama keteladanan. Pada dasarnya inti kehidupan ini meniru. Banyak siswa yang menjaplak saat ujian, itu karena mereka meniru para pemimpin kita yang koruptor. Maka mulai dari diri sendiri, dari yang terkecil dan dari sekarang kita  memberi tauladan yang baik dimanapun kita berada, entah orang mengenal kita atau tidak kita selalu memberikan yang terbaik. Dimalam hari walaupun sepi kendaraan yang melintas, bila mendapat lampu merah maka dengan kesadaran diri berhentilah.

Dalam dunia pendidikan peran guru dalam penanaman pendidikan karakter sangatlah penting. Apalagi sekarang ada kebijakan sertifikasi guru, dimana guru dituntut untuk professional. Maka mereka harus bekerja sesuai amanahnya, sertifikasi jangan hanya dijadikan formalitas belaka, tapi harus mengoptimalkan pendidikan negara ini. Kita lebih membutuhkan guru dengan IPK sedang tapi jujur dalam mendapatkannya, disbanding guru dengn IPK tinggi tapi kecurangan menyelimutinya.

Peran guru juga sebagai motivator, guru dapat menghadirkan biografi-biografi orang yang berpengaruh dalam kehidupan, biografi para pahlawan, biografi orang sukses, agar peserta didik termotivasi oleh tokok-tokok tersebut, juga guru dapat memberi semangat dengan kata-kata mutiara dan membaca buku-buku motivasi.

Dalam dunia keluarga, lingkungan keluarga merupakan faktor pertama pembentuk karakter anak. Anak usia 0-6 tahun terdapat masa peka. Massa dimana suatu fungsi berkembang sebaik-baiknya. Masa peka ini hanya sekali selama hidup, sehingga datangnya masa peka harus mendapatkan pelayanan dan digunakan sebaik-baiknya, makin tepat pelayanan terhadap masa peka, anak akan semakin baik perkembangannya, Chasiyah (2009:6). Maka pada masa itu para orang tua harus memberikan keteladanan sebaik-bainya kepada para putra-putri mereka.

Nilai-nilai luhur dan keteladanan yang baik tersebut mari kita jadikan suatu kebiasaan. Dorothy  Law Notle dalam Dryden dan Vos (dalam Furqon Hidayatullah, 2010: 50) menyatakan bahwa anak dari kehidupannya:

Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki,

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi,

Jika anak dibesarkan dengan iri hati, ia belajar kedengkian,

Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri,

Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai, dll

Untuk mendukung pengoptimalan pendidikan karakter dalam keluarga dan dalam dunia pendidikan dibutuhkan dukungan dari pemerintah dapat berupa kebijakan sistem pendidikan, mengoptimalkan sarana prasarana seperti media televisi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, komitmen pemangku kepentingan, lingkungan, pedoman, dll

Dan kesemua cara pengoptimalan tersebut akan dapat maksimal apabila seluruh bangsa ini melandasinya dengan jiwa perjuangan dan pengabdian ( patriotisme dan nasionalisme) terhadap tanah air kita Indonesia. Mengingat kembali perjuangan para pahlawan yang rela berkobar jiwa dan raga untuk kemerdekaan Indonesia. Sehingga sekarang kita dapat berdiri dengan bebas di bumi Indonesia ini. Jadi apa sulitnya berbuat baik untuk kemajuan bangsa ini. Sungguh pahlawan zaman sekarang apabila semua perbuatan yang dilakukan didasarkan pada cinta, pengabdian dan pengorbadan. Tidak perlu jauh-jauh memulainya, pengabdian itu dapat dimulai dari hal kecil seperti mencintai lingkungan disekitar kita, desa, sekolah, kabupaten, dll. Juga berusaha untuk membuat prestasi yang membanggakan mulai dari hal-hal kecil dan terus berusaha menjadi prestasi yang besar

PENUTUP

Untuk menciptakan peradaban bangsa yang unggul, maka diperlukan pengoptimalan pendidikan karakter. Dengan cara mengoptimalkan penanaman nilai-nilai luhur di dalam dunia pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Menjadikan nilai-nilai luhur tersebut menjadi suatu kebiasaan dan juga dibutuhkan pengoptimalan dukungan dari pemerintah berupa kebijakan, sarana prasarana, komitmen pemangku kepentingan, lingkungan, pedoman, dll. Dan kesemua cara pengoptimalan tersebut akan sempurna bila didasari jiwa perjuangan dan pengabdian ( patriotisme dan nasionalisme) terhadap tanah air kita Indonesia.

 

 

Makalah Kombis Perencanaan Pesan Bisnis

MAKALAH

PERENCANAAN PESAN-PESAN BISNIS

Disusun untuk memenuhi tugas Komunikasi Bisnis

Dosen Pengampu : Aryan Eka Prastya Nugraha, S.E., M. Pd

 

logo_universitas_pgri_semarang

Disusun Oleh:

  1. Fitriani (15220047)
  2. Indah Mutiara Suci (15220051)
  3. Rosa Amelia Yustien (15220066)
  4. Ike Lailatus Saadah (15220081)
  5. Eliya Riyanti             (15220085)

Kelas : 2B

PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

2015-2016

 

BAB I

PENDAHULUAN

  • LATAR BELAKANG

Setelah memperoleh gambaran mengenai berbagai macam bentuk saluran komunikasi baik yang bersifat formal maupun informal, langkah berikutnya adalah melakukan perencanaan pesan-pesan bisnis, mencakup pesan-pesan yang disampaikan secara tertulis (macam-macam surat) dan pesan-pesan yang disampaikan secara lisan.

Perencanaan pesan-pesan bisnis merupakan suatu langkah strategis bagi pencapaian tujuan suatu organisasi secara menyeluruh, dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan komunikasi. Pesan-pesan bisnis yang terencana dengan baik akan mempermudah pencapaian tujuan komunikasi. Dalam hal ini, perencanaan pesan-pesan bisnis lebih difokuskan pada perencanaan pesan-pesan bisnis secara tertulis.

 

  • RUMUSAN MASALAH
  1. Proses penyusunan pesan-pesan bisnis.
  2. Penentuan tujuan pesan-pesan bisnis
  3. Bagaimana cara menganalisis audience?
  4. Penentuan ide pokok.
  5. Pemilihan saluran dan media.

 

  • TUJUAN PENULISAN
  1. Memahami bagaimana proses penyusunan pesan-pesan bisnis.
  2. Mampu mengetahui penentuan tujuan pesan-pesan bisnis.
  3. Mengetahui cara menganalisis audience.
  4. Mampu menentukan ide pokok.
  5. Mampu memilih saluran dan media yang digunakan dalam komunikasi bisnis.

 

 

 

BAB II

ISI MATERI

 

  1. PROSES PENYUSUNAN PESAN BISNIS

Demikian halnya dengan proses komposisi untuk pesan-pesan bisnis. Penyusunan pesan-pesan bisnis meliputi 3 tahap, yaitu perencanaan, pengorganisasian, dan revisi.

  1. Perencanaan

Dalam fase perencanaan, dirancang hal-hal yang cukup mendasar, seperti maksud/tujuan komunikasi, audience yang akan menerima pesan, ide pokok pesan yang disampaikan, dan saluran atau media yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan. Di samping itu, intonasi juga perlu diatur.

Pada dasarnya, proses perencanaan meliputi 3 tahapan penting yang perlu diperhatikan, yaitu mendefiniskan tujuan, menganalisis audience, dan memilih saluran dan media komunikasi yang akan digunakan.

  1. Pengorganisasian

Mengorganisasikan ide-ide dan dituangkan dalam bentuk draf. Dimulai dengan merangkai kata, kalimat, paragraph, dan memilih ilustrasi yang diperlukan untuk mendukung ide pokok bahasannya.

Perlu diperhatikan bagaimana menggunakan kata-kata, kalimat, dan paragraph yang sederhana, mudah dipahami, dimengerti, dan dilaksanakan oleh si penerima pesan.

  1. Revisi

Perlu ditelaah kembali isi pesan dan maksud pesan dari sisi substansi pesan yang ingin disampaikan maupun dari gaya penulisannya, struktur kalimat yang digunakan, dan bagaimana tingkat pemahamannya.

Jika belum sesuai, perlu dilakukan pengecekan sekaligus revisi/perbaikan seperlunya, sehingga apa yang telah direncanakan sebelumnya dapat dicapai seefektif mungkin.

 

  1. PENENTUAN TUJUAN PESAN BISNIS

Tahap pertama dalam merencanakan suatu pesan bisnis adalah memikirkan maksud dan tujuan komunikasi.

  1. Mengapa Tujuan Harus Jelas?

Tujuan yang jelas akan membantu mencapai tujuan yang dikehendaki. Di samping itu, penentuan tujuan yang jelas bagi suatu organisasi akan dapat membantu proses pengambilan keputusan antara lain :

  • Keputusan untuk meneruskan pesan
  • Keputusan untuk menanggapi audience
  • Keputusan untuk memutuskan isi pesan
  • Keputusan untuk menetapkan media yang akan digunakan
  1. Tujuan Komunikasi Bisnis

Secara umum, ada tiga tujuan komunikasi bisnis, yaitu member informasi, melakukan persuasi, dan melakukan kolaborasi dengan audience.

  • Memberi Informasi : tujuan pertama dalam komunikasi bisnis adalah memberikan informasi yang berkaitan dengan dunia bisnis kepada pihak lain.
  • Melakukan Persuasi : tujuan kedua dalam komunikasi bisnis adalah melakukan persuasi kepada pihak lain agar apa yang disampaikan dapat dipahami dengan baik dan benar. Hal ini sering dilakukan terutama berkaitan dengan negoisasi antara seseorang dengan orang lain dalam bisnis.
  • Melakukan Kolaborasi : kerja sama bisnis antara seseorang dengan orang lain. Melalui jalinan komunikasi bisnis tersebut seseorang dapat dengan mudah melakukan kerja sama bisnis, baik dengan perusahaan domestic maupun perusahaan asing. Seseorang dapat menggunakan berbagai media telekomunikasi yang ada, seperti telepon biasa, faksimile, telepon genggam, internet, email dan telekonferensi.

 

 

  1. Cara Menguji Tujuan
  • Apakah Tujuan Tersebut Realistis?

Tujuan yang disampaikan hendaknya realistis, dalam arti bahwa ide-ide atau gagasan yang hendak disampaikan sesuai dengan kemampuan yang ada. Seperti kemampuan financial, manajerial, sumber daya dan teknis operasional.

  • Apakah Waktunya Tepat?

Dalam menyampaikan suatu idea tau gagasan, hendaknya dipertimbangkan ketepatan waktu.

  • Apakah Orang Yang Mengirimkan Pesan Sudah Tepat?

Ketidaktepatan dalam menentukan siapa yang layak menyampaikan suatu pesan akan berpengaruh terhadap efektivitas penyampaian suatu pesan.

  • Apakah Tujuannya Selaras Dengan Tujuan Organisasi Perusahaan?

Tujuan penyampaian suatu pesan hendaknya mengacu pada tujuan organisasi secara keseluruhan.

 

  1. ANALISIS AUDIENCE
  2. Cara Mengembangkan Profil Audiens
  • Menentukan Ukuran dan Komposisi Audiens

Bentuk dan format penulisan materi yang akan disampaikan juga ditentukan oleh jumlah audiens. Untuk audiens yang jumlahnya kecil, materi dapat dikemas dalam suatu laporan sederhana kemudian dipresentasikan atau dibagikan. Untuk audiens yang jumlahnya besar, materi sebaiknya dikemas dalam suatu makalah atau laporan dengan gaya pengorganisasian dan format penulisan yang lebih formal.

 

 

  • Siapa Audiens

Komunikator perlu mengidentifikasi siapa di antara mereka yang memegang posisi kunci/posisi paling penting. Biasanya orang yang memegang posisi kunci adalah mereka yang memiliki status organisasional tinggi.

  • Reaksi Audiens

Jika komposisi audiens adalah orang-orang yang tidak suka berdebat atau kurang kritis, presentasi sebaiknya disajikan langsung pada bagian kesimpulan dan saran-saran, karena jika diajak berdiskusi, reaksi mereka diduga kurang positif.

  • Tingkat Pemahaman Audiens

Ketika menyampaikan pesan, latar belakang audiens seperti tingkat pendidikan, usia, dan pengalaman perlu diperhatikan. Jika komunikator dan audiens memiliki latar belakang yang jauh berbeda, perlu diperhatikan terlebih dahulu seberapa jauh audiens tersebut harus dididik.

  • Hubungan Komunikator Dengan Audiens

Jika komunikator adalah orang yang belum dikenal oleh audiens, audiens harus dapat diyakinkan sebelum penyampaian suatu pesan dilakukan. Struktur pesan yang akan disampaikan dan nada suara komunikator saat menyampaikan pesan dapat menunjukkan tingkat hubungan komunikator dengan audiens.

  1. Cara Memuaskan Audiens Akan Kebutuhan Informasi

Kunci komunikasi yang efektif adalah dengan menentukan kebutuhan informasi audiens, dan selanjutnya berusaha memenuhi kebutuhan.

  • Temukan/cari apa yang diinginkan audiens
  • Antisipasi pertanyaan yang tidak diungkapkan
  • Berikan semua informasi yang diperlukan
  • Pastikan bahwa informasinya akurat
  • Tekankan ide-ide yang paling menarik bagi audiens
  1. Cara Memuaskan Kebutuhan Motivasional Audiens

Pemberian motivasi ini sering kali mengalami hambatan/kendala. Hal ini disebabkan oleh adanya kecenderungan dari audiens untuk tidak mau mengubah sesuatu yang ada dengan hal yang baru. Bagaimana mengatasi kendala itu? Salah satu caranya yaitu dengan mengatur pesan sedemikian rupa sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima audiens dengan mudah.

Pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan argumentasi yang bersifat regional, dan menggunakan pendekatan emosi audiens.

 

  1. PENENTUAN IDE POKOK

Topik dan ide pokok merupakan dua hal yang berbeda. Topik adalah subjek pesan yang lebih luas, sedangkan ide pokok adalah pernyataan tentang suatu topik, yang menjelaskan isi dan tujuan dari topik tersebut sehingga dapat diterima oleh audiens.

  1. Teknik Curah Pendapat

Teknik ini memberikan keleluasaan pikiran untuk mencari berbagai kemungkinan, menguji berbagai alternatif dengan mempertimbangkan tujuan, audiens, dan fakta yang ada. Beberapa teknik curah pendapat yang dapat digunakan antara lain :

  • Storyteller’s Tour : telaah pesan-pesan yang disampaikan. Fokuskan pada alasan berkomunikasi, teliti dan berlatihlah sehingga ide-ide pokok dari suatu pesan dapat ditemukan dengan mudah.
  • Random List : menulis segala sesuatu yang ada dalam pikiran selanjutnya pelajari hubungan antara ide yang satu dengan lainnya.
  • CFR (Conclusions, Findings, Recommendation) worksheet : jika subjeknya mencakup pemecahan masalah, gunakan suatu lembar kerja yang akan membantu menjelaskan hubungan antara temuan, kesimpulan, dan rekomendasi yang akan diberikan.
  • Journalistic Approach : menggunaka pertanyaan 5W+1H akan dapat menjelaskan ide-ide pokok.

 

  1. Pembatas Cakupan

Cara ini juga dapat membangkitkan rasa hormat audiens kepada komunikator, sedangkan penyampaian pesan yang kompleks dan kontroversial akan memakan waktu lebih lama.

 

  1. PEMILIHAN SALURAN DAN MEDIA
  2. Komunikasi Lisan

Kebaikan dari komunikasi lisan adalah kemampuan memberikan umpan balik (feedback) dengan segera. Kelebihan lain dari komunikasi lisan adalah sifatnya yang ekonomis.

Komunikasi lisan mencakup antara lain percakapan antara dua orang atau lebih, pembicaraan lewat telepon, wawancara kerja, pertemuan kelompok kecil, seminar, lokakarya, program pelatihan, pidato formasl, dan presentasi lainnya.

Alat bantu audiovisual seperti film, video klip, audio rekaman, proyektor LCD, dan slide show sering digunakan untuk memberikan daya tarik bagi suatu presentasi.

  1. Komunikasi Tertulis

Salah satu kelebihan komunikasi tertulis adalah bahwa penulis mempunyai kesempatan untuk merencanakan dan mengendalikan pesan-pesan mereka. Dibutuhkan catatan permanen untuk referensi di masa yang akan datang, dan jumlah audiens besar dan menyebar.

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

3.1  KESIMPULAN

Perencanaan pesan-pesan bisnis merupakan suatu langkah strategis bagi pencapaian tujuan suatu organisasi secara menyeluruh, dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan komunikasi. Pesan-pesan bisnis yang terencana dengan baik akan mempermudah pencapaian tujuan komunikasi. Dalam hal ini, perencanaan pesan-pesan bisnis lebih difokuskan pada perencanaan pesan-pesan bisnis secara tertulis.

 

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Djoko Purwanto, M.B.A. (2011). Komunikasi bisnis.